Anda tentunya sudah sering dan sangat
akrab dengan apa yang disebut senter ini. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, senter adalah alat untuk menerangi gelap berupa tabung dengan
bola lampu kecil di ujungnya yang tertutup kaca dan memakai baterei
untuk menyalakannya. Hampir semua orang memilikinya, terutama sekali
para peronda malam. Kali ini kita akan mencoba merakit Rangkaian Senter Otomatis
yang diterapkan pada sebuah senter rumah. Alat-alat ini berfungsi
sekali untuk mengatur pencahayaan senter seperti nyala terang, redup
atau sesuai dengan keinginan kita.
Desain
senter yang paling umum seperti yang dilansir Wikipedia yaitu lampu
rumahtangga yang sederhana dengan pegangan menyerupai tabung dan
mengandung baterei. Pegangan ini ditempel pada sebuah rakitan yang
menutupi bohlam. Desain khusus diperlukan untuk penggunaan industri dan
profesional. Senter untuk keperluan khusus terdiri dari lampu dengan
materi yang lebih berat, tahan lama, dan menghasilkan cahaya yang lebih
terang. Ada desain lain yang menggunakan lampu LED sebagai bohlam
lampunya. Lampu LED memang tidak seterang lampu pijar konvensional,
namun konsumsi energi dari lampu LED ini terbilang rendah sehingga dapat
bertahan selama ratusan jam. Faktor-faktor yang dipertimbangkan saat
mendesain senter antara lain output cahayanya, daya tahan, dan kemampuan
untuk beroperasi pada lingkungan khusus. Daya tahan baterei juga
merupakan faktor penting. Di bawah ini kami sajikan Rangkaian Senter Otomatis.
Daftar komponen :R1 = 8K2
R2 = 33K
R3 = 4K7
R4 = 8K2
R5 = 5K6
R6 = 390 Ohm
C1 = 47nF
C2 = 47nF
T1 = Tipe TUN
T2 = Tipe TUN
T3 = Tipe TUN
T4 = BC141
D1 = Tipe DUS
L1 = Lampu 4,5 – 9 Volt
P1 = 100K
B = Baterei 6 – 12 Volt
Dalam merakit Rangkaian Senter Otomatis
ini usahakan unit rangkaiannya bisa dimasukkan ke dalam kotak senter
yang sesuai dengan jenis-jenis dan ukuran-ukuran yang kita gunakan.
Dengan menggunakan potensiometer sebagai pengatur cahaya maka sekarang
kita bisa menghemat energi dari senter tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar